TERKUAK SUDAH TRAGEDI BATU GANTUNG !!

BERITA SUNDUL99 - Pada zaman dahulu kala, disebuah desa kecil di tepi Danau Toba. Hiduplah sepasang suami istri dengan anak perempuan'nya yang cantik jelita bernama Seruni. Selain cantik, Seruni juga tergolong anak yang rajin karena selalu membantu kedua orang tuanya ketika mereka sedang bekerja diladang yang hasilnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Suatu hari Seruni harus bekerja sendiri di ladang, karena kedua orang tuanya sedang ada keperluan di desa tetangga. Ia hanya ditemani oleh seekor anjing peliharaan'nya, sesampainya Seruni diladang ia hanya duduk termenung sambil memandangi indahnya alam Danau Toba, sementara anjingnya ikut duduk disampingnya sambil menatap wajah majikan'nya yang tampak sedang menghadapi suatu masalah.

Sebenarnya, beberapa hari terakhir Seruni selalu tampak murung. Hal ini disebabkan karena sang Ayah akan menjodohkan'nya dengan seorang pemuda yang masih tergolong sepupu'nya sendiri. Padahal, ia telah menjalin hubungan asmara dengan seorang pemuda pilihan'nya, keadaan ini membuatnya menjadi bingung. Tidah tahu harus berbuat apa dan mulai putus asa, disatu sisi ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, namun disatu sisi lain ia juga tidak sanggup jika harus berpisah dengan pemuda pilihan'nya itu.

Setelah merenung beberapa saat dan tanpa menghasilkan apa-apa. Seruni beranjak bangkit dari tempat duduknya, dengan berderai airmata ia berjalan perlahan kearah Danau Toba. Rupanya ia sudah sangat putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara menceburkan diri ke Danau Toba. Sementara anjing peliharaan'nya yang mengikuti majikan'nya menuju tepi danau hanya bisa menggonggong karena tidak tahu apa yang sedang berkecamuk di dalam benak Seruni.

Saat berjalan ke arah tebing ditepi Danau Toba, tiba-tiba ia terperosok kedalam sebuah lubang batu besar hingga masuk ke dasarnya. Dan, karena berada didasar lubang yang gelap, membuat gadis cantik itu takut dan berteriak minta tolong kepada anjing peliharaan'nya. Namun karena anjingnya hanya seekor binatang maka ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali terus menggonggong di sekitar mulut lubang.

Akhirnya, gadis itu semakin putus asa dan berkata dalam hati, "Aku lebih baik mati aja."
Setelah berkata seperti itu entah mengapa dinding-dinding lubang itu mulai merapat. "Parapat.!!! Parapat Batu !!!" Seru Seruni agar dinding batu semakin merapat dan menghimpit tubuhnya.

Melihat kejadian itu anjingnya segera berlari kerumah untuk meminta bantuan, sesampainya di rumah anjing itu menghampiri kedua orang tua Seruni yang kebetulan sudah berada dirumah, sambil menggonggong dan mencakar-cakar tanah, mondar mandir disekitar majikan, anjing itu berusaha memberi tahu bahwa Seruni dalam bahaya.

Sadar akan apa yang sedang di isyaratkan oleh anjing itu, orang tua Seruni segera beranjak ke ladang, keduanya berlari mengikuti jejak anjing itu hingga ke tepi lubang tempat anak gadis mereka terperosok. Ketika mendengar jeritan anaknya dalam lubang, sang Ibu segera membuat obor sebagai penerang karena hari mulai senja. Sementara sang Ayah meminta bantuan kepada para penduduk yang berada disana.

Tidak berapa lama kemudian, sebagian besar penduduk telah berkumpul di rumah Seruni dan segera bergegas bersama-sama menuju ke lubang dimana gadis itu terperosok, mereka ada yang membawa tangga bambu, obor, tali tambang, dan sebagainya.
Sesampainya rombongan di ladang, sambil bercucuran airmata Ibu Seruni berkata kepada Suaminya, "Pak, lubangnya terlalu dalam dan tidak tembus cahaya. Saya hanya mendengar sayup-sayup suara anak kita yang berkata, Parapat !!! Parapat Batu !!!"

Tanpa menjawab perkataan Istrinya, Ayah Seruni segera melonggok kedalam lubang dan berteriak, "Seruni !!! Seruni !!!"
"Seruni... Anakku... Kami akan menolong mu.." Sang Ibu ikut berteriak.
Beberapa kali mereka berteriak, namun tidak mendapat jawaban dari Seruni, hanya suara Seruni terdengar sayup-sayup yang menyuruh batu disekelilingnya untuk merapat dan menghimpitnya.

Penduduk yang hadir disana juga berusaha membantu dengan mengulurkan seutas tali tambang hingga kedasar lubang, namun sama sekali tidak dipegang atau disentuh oleh Seruni.
Merasa khawatir, sang Ayah memutuskan untuk menyusul putrinya masuk kedalam lubang itu, "Bu, pegang obor ini !!! Saya akan turun menjemput anak kita." Kata sang Ayah.
"Jangan gegabah Pak, lubang ini sangat berbahaya," Cegah sang Istri.
"Benar pak, lubang ini sangat dalam dan gelap." Sahut seorang penduduk.

Setelah ayah Seruni mengurungkan niatnya, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dan bumi pun bergoncang dahsyat dan membuat lubang secara perlahan merapat dan tertutup dengan sendirinya. Seruni yang berada didalam lubang tersebut akhirnya terhimpit dan tidak dapat diselamatkan.

Beberapa saat setelah gempa berhenti, diatas lubang yang telah tertutup itu muncul'lah sebuah batu besar menyerupai tubuh seorang gadis yang seolah-olah menggantung pada tebing di tepi Danau Toba. Orang-orang yang melihat kejadian itu mempercayai bahwa batu itu adalah penjelmaan dari Seruni dan kemudian menamainya sebagai "Batu Gantung".

Dan karena ucapan Seruni yang terakhir didengar penduduk hanyalah "Parapat... Parapat... Parapat Batu..." Maka daerah di sekitar Batu Gantung diberi nama Parapat. Dan Parapat kini telah menjelma menjadi salah satu kota tujuan wisata di Provinsi Sumatera Utara.(SUNDUL99)

Share on Google Plus

About Jocelyn

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.